Kitab Negarakertagama merupakan salah satu kitab peninggalan Kerajaan Majapahit. Foto/Wikipedia Commons
Sejumlah kitab peninggalan
ini bisa menjadi bukti bahwa kerajaan nusantara itu pernah berdiri dan berkuasa di Tanah Air. Mengingat Kerajaan Majapahit pernah menjadi salah satu kerajaan terbesar, pastinya memiliki banyak peninggalan.
Terdapat banyak candi dan prasasti yang membuktikan keberadaan Kerajaan Majapahit di masa lalu. Namun selain dua jenis peninggalan tersebut, terdapat pula beberapa kitab yang menceritakan kisah-kisah tertentu.
Kitab-kitab yang menjadi peninggalan dari Kerajaan Majapahit terbilang beragam dan bervariasi, memperlihatkan jika karya sastra juga menjadi salah satu warisan intelektual yang diwariskan. Berikut ini beberapa kitab peninggalan Kerajaan Majapahit.
Kitab Peninggalan Kerajaan Majapahit
Kitab ini ditulis oleh Mpu Tantular pada masa Kerajaan Majapahit di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk, tepatnya di sekitar tahun 1851 Masehi. Kitab ini berisikan perjalanan seorang pangeran dari Negeri Hastinapura bernama Sutasoma dalam menemukan makna hidup sesungguhnya.
Naskah Sutasoma mengandung makna semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dikutip dari pupuh 139 bait 5, yaitu Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu. Sebab, tidak ada kebenaran yang mendua.
Kitab Negarakertagama
Kitab hasil tulisan Mpu Prapanca ini pertama kali ditemukan di tahun 1894 di istana Raja Lombok. Seorang peneliti, J.L.A Brandes berhasil menyelamatkan kitab ini sebelum dibakar bersama seluruh buku di perpustakaan kerajaan.
Kitab Negarakertagama menjadi saksi valid pada masa pemerintahan Hayam Wuruk di Kerajaan Majapahit pada tahun 1365 M. Inti dari keseluruhan isi kitab ini ialah penjelasan mengenai silsilah raja-raja Majapahit, wilayah Kerajaan Majapahit, keadaan kota, upacara Sradha, maupun negara-negara bawahan Majapahit.
Kitab Arjunawijaya
Kitab buatan Mpu Tantular ini dibuat pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, yang berkuasa antara 1350-1389 M. Dalam kitab ini banyak mengisahkan tentang Arjunawijaya si sakti mandraguna yang merupakan titisan Batara Wisnu.
Dalam kitab ini dikisahkan juga romansa antara Arjunawijaya dengan Dewi Citrawati, dan perang antara Arjunawijaya melawan Rahwana yang ingin merebut kekasihnya.
Kitab Parthayajna atau Kakawin Parthayajña adalah sebuah kakawin dalam bahasa Jawa Kuno. Kakawin ini menceritakan pertapaan Arjuna di gunung Indrakila. Meski begitu, bahasa dalam kitab ini lebih bersifat falsafi dan sangat sulit dipahami.
Itulah lima kitab dari Kerajaan Majapahit, dari kitab-kitab inilah muncul berbagai mitos, cerita rakyat, hingga legenda yang berkembang di lingkungan masyarakat.
Kitab Tantu Pagelaran
Tantu Panggelaran ditulis dalam bahasa Jawa Pertengahan pada zaman Majapahit. Suntingan teks yang sangat penting telah terbit pada tahun 1924 di Leiden oleh Dr. Th. Pigeaud.
Tantu Panggelaran adalah sebuah teks prosa yang menceritakan tentang kisah penciptaan manusia di pulau Jawa dan segala aturan yang harus ditaati manusia.